Butah Bambu Masyarakat Dayak Cabai Patikalain
Salah satu kerajinan yang saya temui adalah butah dari Cabai Patikalain Kab.HST. Butah atau yang dimaksud dengan keranjang anyam gendong biasa digunakan masyarakat dayak sebagai alat pengangkut hasil tani atau kebun. Perbedaan butah dengan bakul bisa dilihat dari tali penggendongnya, butah memiliki tali untuk menggendong / mahambin di atas punggung sedangkan bakul tidak.
Sudah banyak tulisan tentang bambu serta
bagaimana pemanfaatan bambu bagi kehidupan sehari-hari masyarakat. Sedikit demi sedikit blog ini
akan terus diisi tentang bagaimana pemanfaatan bambu hasil tatap langsung
bersama masyarakat lokal dari masing-masing daerah yang pernah saya kunjungi.
Bagi sebagian masyarakat modern bambu memang sedikit dipandang sebelah mata,
tapi berbeda dengan masyarakat di desa dan di pedalaman bambu merupakan
material pengganti kayu yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
![]() |
Bambu dipotong sepanjang 100 - 150 cm |
![]() |
Batang bambu dibelah membujur menjadi dua bagian |
Butah atau yang dimaksud dengan keranjang anyam gendong biasa digunakan masyarakat dayak sebagai alat pengangkut hasil tani atau kebun. Perbedaan butah dengan bakul bisa dilihat dari tali penggendongnya, butah memiliki tali untuk menggendong / mahambin di atas punggung sedangkan bakul tidak.
Baca Juga :
Bambu Bukan Primadona
Bambu Untuk Kehidupan, Kehidupan Untuk Bambu
![]() |
Diumih (membuat bilah bambu menjadi bagian tipis seperti helai pita) |
Bagi sebagian masyarakat butah bisa
terbuat dari purun, tapi berbeda dengan masyarakat adat dayak Cabai Patikalain
butah terbuat dari anyaman bambu muda. Lagi-lagi bambu menjadi bahan baku utama
sebagai alat bantu masyarakat dalam kesehariannya. Bambu yang dipilihpun adalah
bambu muda karena sifat lenturnya yang mudah dibentuk dan dianyam. Bambu muda yang
telah dipilih tersebut dibelah kecil kurang lebih dengan lebar 5-10mm, hasil
belahan kecil tersebut bambu kemudian diumih (membuat bilah bambu menjadi bagian tipis seperti helai pita), helaian dari bambu kemudian di rebus beberapa jam, agar
lebih kering dan tahan lama. Proses perebusan bisa saja dicampur bahan pewarna
alami, agar dalam proses anyam dapat diperoleh berbagai macam motif sesuai
kreatifitas seniman butah. Bahan helaian bambu tersebut kemudian dijemur selama
tiga hari di bawah terik matahari sebelum kemudian dianyam menjadi butah, bakul
ataupun barang kerajinan lainnya yang terbuat dari bambu.
![]() |
Anyaman Bambu Setelah Selesai Menjadi Barang Kerajinan Tangan Butah |
Baca Juga :
Bambu Bukan Primadona
Bambu Untuk Kehidupan, Kehidupan Untuk Bambu
Butah Bambu Masyarakat Dayak Cabai Patikalain
Reviewed by Dimensi Tiga Indonesia
on
July 12, 2017
Rating:

No comments:
Pengunjung yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar :)