Cerita Pendakian Rinjani dan Rahasia Pesonanya (3) : Summit Attack !

Perjalanan di hari kedua selesai.
Mungkin diantara keindahan pemandangan yang hakiki dan mutlak didapatkan bagi para pendaki, rasanya belum lengkap jika tidak memiliki pengalaman perjalanan yang unik.

Salah satu yang unik dari perjalanan kami mungkin terpisah karena kelelahan. Lelah memang menjadi makanan para pendaki, termasuk kami yang tergolong pemula untuk gunung tinggi. Pada umumnya setiap orang dikaruniai ketahan tubuh yang berbeda satu sama lain, tidak seperti awal mulanya kami berjalan beriringan. Entah kenapa perlahan dan secara tidak sengaja rombongan terpisah menjadi tiga bagian diantara banyaknya pendaki lain serta porter yang hilir mudik. Dari sembilan rombongan kami, tiga rekan cekatan berada didepan, lima rekan lainnya berada dibelakang sedangkan saya ditengah tanpa rekan. Perjalanan sore itu hampir menyentuh pelawangan sembalun, sementara matahari juga perlahan ingin bersandar diufuk barat dan kami belum bertemu satu sama lain. Ketika tiba di pelawangan sembalun, beruntung bertemu dengan seorang yang juga pendaki dari kalimantan asal Martapura Kab.Banjar yang mengaku pernah ke Himalaya. Tidak begitu lama Sedikit berbincang dengan suguhan segelas kopi di camp mereka kemudian saya pamit untuk melanjutkan perjalanan mencari mata air terdekat. Kembali beruntung setelah berjalan 15 menit, saya mendapati tenda kawan-kawan yang jaraknya tidak jauh sebelum mata air. Pelajaran berharga bagi saya dan kawan-kawan, lokasi mata air dekat area camp adalah tempat yang sering dikunjungi para pendaki, kemungkinan bertemu disana sangat besar.

Setelah melalui 9 tingkat bukit penyiksaan dan drama perjalanan yang begitu berkesan untuk diingat-ingat, dini hari nanti adalah target waktu memulai perjalanan kembali menuju puncak Rinjani. Ready for SUMMIT ATTACK !

Hari Ketiga

17/8/2014 01.00 dini hari sesaat selesai sarapan, persiapan oleh kami dimulai dengan packing. Mengemas barang harus dengan hati-hati dan teliti, Sebab saat ini dimana kita memikirkan bekal untuk dibawa menuju puncak juga benar-benar efisen.

Summit diperkiraan sangat melelahkan dan juga memerlukan kerja keras untuk mencapai puncaknya, sehingga barang bawaanpun tidak seharusnya akan merepotkan dibawa saat perjalanan. Pengalaman serta informasi trek juga mungkin akan bermanfaat banyak pada saat ini, pandai-pandailah menggali informasi tentang gunung tujuan.

17/8/2014 02.00 dini hari.

Setelah memutuskan untuk summit, 8 orang dari kami melanjutkan perjalanan, sedang satu lainnya memilih untuk berdiam ditenda karena merasa tidak siap dan fit. Memang terkadang keputusan seperti ini lebih bijak ketimbang harus memaksakan diri.

Dari punggungan sembalun, tampak kerlap-kerlip lampu pendaki lain disepanjang jalur summit. Mengagumkan memang, seperti bintang yang sedang merangkak naik diantara bibir Rinjani dari kejauhan. Mengingat 17 Agustus adalah hari besar Kemerdekaan Bangsa Indonesia, Hal biasa jika dimana saat sebagian besar para pendaki merayakan momen tahunan di atas Puncak Rinjani.

Estimasi waktu summit kurang lebih sekitar 5-6 jam, atau mungkin lebih cepat. Target kami sendiri pukul 08.00 AM adalah waktu terlama tiba, dan bisa kembali satu jam kemudian. Kondisi trek sepanjang perjalanan, dimulai dari trek tanah padat dan pasir berdebu kemudian diikuti oleh bebatuan kerikil volkano dibibir Rinjani. Angin kencang dan suhu rata-rata tidak lebih dari 18 derajat mungkin dirasakan pendaki lain saat itu . Para pendaki hanya mengikuti jalur setapak meniti bibir puncak rinjani, dengan lebar setapak hanya 1 - 1,5m diantara lereng yang menghadap timur pulau dan lereng barat menghadap Gn.Barujari.