1000 Guru Balikpapan : Pulau Kakaban, Rumah dari Milyaran Ubur-ubur (Bagian 2)

Kali ini niat mengikuti kegiatan didukung oleh momen yang tepat untuk berlibur beberapa hari keluar dari rutinitas. Kegiatan yang bernama Traveling and Teaching 14 dari 1000 Guru Balikpapan ini ternyata menarik untuk diikuti, Sebab dari tema "Road to Teluk Alulu 14" membuat para pemburu keindahan alam Indonesia serta para relawan peduli pendidikan negeri ingin sekali terlibat didalamnya. Seperti menerka-nerka ini akan menjadi perjalanan panjang selama hampir satu minggu, saya pikir perjalanan kali ini juga akan menjadi pengalaman berjalan yang baik ditambah dengan mengajar di salah satu sekolah yang terletak di sebuah pulau terluar Indonesia. 

***

Kehe Daeng, Keindahan dari Perangkap Air Pulau Kakaban

Pintu Masuk Kehe Daeng - Pulau Kakaban Dari Poto Udara © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan
Menyeruak dingin menembus tulang, hujan tadi malam menyisakan ragu pasang gelombang.
Hempasan pintu dan angin kencang mengagetkan sebagian dari kami yang tidur di ruang belakang rumah Pak Bambang. Belakang rumah Pak Bambang hanya berjarak kurang lebih 50 meter dari bibir pantai Pulau Maratua, hal itulah yang membuat angin mampu mendobrak pintu belakang yang lupa terkunci.  Malam ini terasa lebih dingin dari malam sebelumnya, sementara pagi nanti agenda traveling Pulau Kakaban dimulai dengan senam pagi bersama volunteer traveling & teaching #roadtotelukalulu.

Menyeruak dingin menembus tulang, hujan tadi malam menyisakan ragu pasang gelombang. Dihari ini jemputan pickup memang agak sedikit terlambat, dengar kabar hujan masih menyertai disebagian wilayah Pulau Maratua terutama dermaga penyeberangan menuju Pulau Kakaban.


Keseruan bersama diatas angkutan pickup © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Perjalanan menggunakan pickup © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Pulau Maratua tidak berdiri sendiri, disekitarnya terdapat gugusan pulau-pulau kecil lain.  Salah satu yang terkenal adalah Pulau Kakaban, pulau yang ternyata banyak sekali terdapat objek-objek alam menarik yang patut dikunjungi. Salah satunya adalah Cave Kehe Daeng, berupa cerukan danau dimana isinya adalah air laut yang terjebak melalui lubang di sisi utara pulau Kakaban.  Berdasar sumber lain, katanya lubang ini disebut Goa Ikan (Kehe daeng).  Namun hari ini kami belum seberuntung sumber kisah tersebut, pasangnya air laut membuat kami belum bisa merasakan bagaimana pengalaman memasuki Goa Ikan. Tidak sedikitpun menyimpan kecewa, sebab sadar bagaimana berada ditengah alam, tidak ada yang bisa menebak bagaimana kondisinya. Alam akan senantiasa cepat berubah seiring kuasa-Nya.

     style="display:block"
     data-ad-client="ca-pub-5791005366634312"
     data-ad-slot="4494047783"
     data-ad-format="auto">


Courtesy by Google Map

Alternatif untuk mampu mencapai Cave Kehe Daeng adalah menggunakan tangga vertikal darurat yang terbuat dari kayu, sebab tepi pulau sisi utara Pulau Kakaban adalah tebing setinggi 2-3 meter.


Tangga Alternatif masuk menuju Kehe Daeng © Huda - 1000 Guru Balikpapan


Seperti biasa setiap hari selama kegiatan, hal pertama yang saya pikirkan dari lokasi satu menuju lokasi lainnya adalah segelas kopi.  Menurut saya kopi pagi efektif menyulut konsentrasi. Setiba di Cave Kehe Daeng saya iseng membuka obrolan dengan kapten boat, "Pak, di dalam ada yang jual Kopi?" Tanya saya kepada kapten boat dengan nada melempar canda. "Wah, gak ada yang jualan... kalo didalam, ayam saja gak bisa hidup". Lanjut Kapten Boat Siang itu sambil tertawa membalas canda.

Boat yang terparkir agak berjauhan dari tepi Pulau Kakaban © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Poto bersama kelompok mengajar kelas 6 SDN Teluk ALulu
( Bombom - Yuni - Syaidi - Ira - Fani - Desti - Rizky - Fifi)
 © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Poto bersama seluruh volunteer © Huda - 1000 Guru Balikpapan 

Poto berdua (HadriDera) © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Poto Bertiga (IhsanHuda - Riyo)© Huda - 1000 Guru Balikpapan

Poto udara saat sesi poto bersama © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan

Poto udara saat sesi poto bersama © Rifani Ashar1000 Guru Balikpapan 


Baca Juga :
1000 Guru Balikpapan : Balikpapan Membangun Harapan, Meretas Masa Depan (Bagian 1)
1000 Guru Kalsel : SDN Pal Batu, Sekolah Diatas Rawa
Eksplorasi Kebun Raya Banua 2018 : Upaya Penyelamatan Flora Endemik Kalimantan Selatan
Eksplorasi Kebun Raya Banua 2017 : Belajar dari Hutan Kaki Meratus


Di Cave Kehe Daeng kita bisa berenang serta menemui bintang laut yang ikut terjebak di dalam danau, jika sedang beruntung. Menarik memang, berenang di danau air asin yang kelilingnya terdapat bukit-bukit dengan vegetasi yang masih rapat dan asri. Beberapa spot didalam danau memiliki dasar pasir, yang ketika kita berenang disana air yang tadinya jernih akan berubah memutih sebab pasir yang terangkat.  Mungkin akan lebih menarik jika sambil bermain kayak ataupun paddle board, agar lebih mobile bisa membawa versi inflatablenya. 


***

Pulau Kakaban, Rumah dari Milyaran Ubur-ubur

Dermaga dan pintu masuk Danau Ubur-ubur © Sundari
Belum cukup berenang di Cave Kehe Daeng, perjalanan hari itu dilanjut menuju Danau Ubur-ubur dengan menggunakan boat mengitari Pulau Kakaban bagian selatan.  Sesuai julukannya, danau ini terdapat milyaran ubur-ubur yang siap menyambut kita dari dalam air, hal inilah yang membuat Pulau Kakaban menjadi danau paling istimewa di dunia. Berdasar sumber lain, danau dengan luas 774 hektar ini menjadikan danau air payau terbesar di dunia. Bukan hanya itu, pengunjung dapat mengabadikan poto bawah air bersama banyak ubur-ubur jinak tersebut.

Menyapa penghuni danau © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan

Dermaga Pulau Kakaban cukup luas, bisa menampung beberapa rombongan pengunjung. Bukan hanya rombongan wisatawan domestik, wisatawan mancanegara pun sering kali terlihat hilir mudik ketika berjalan menuju danaunya.

Beruntungnya, siang ini bisa mendapatkan segelas kopi tepat di pintu masuk dengan membeli.  Saya pikir akan mahal, ternyata harga yang diberikanpun standar sachet warung pinggir jalan. Plong sudah~ sebelum berenang bersama ubur-ubur, beberapa waktu duduk didermaga danau sambil manjakan pandangan mata bersama kopi... ini luar biasa rasanya.

Siang ini niat bertemu ubur-ubur diawali dengan makan siang di dermaga pulau Kakaban, tepat di bawah pohon rindang bertajuk lebar dengan pemandangan laut. Makan siang kali ini adalah nasi bungkus yang telah disiapkan dari Pulau Maratua, sederhana tapi istimewa bagi saya pribadi.
Beruntungnya, siang ini bisa mendapatkan segelas kopi tepat di pintu masuk dengan membeli. Saya pikir akan mahal, ternyata harga yang diberikanpun standar sachet warung pinggir jalan. Plong sudah~ sebelum berenang bersama ubur-ubur, kemudian menikmatinya dengan duduk didermaga danau sambil manjakan pandangan mata bersama kopi... ini luar biasa rasanya.

Sejak dermaga pintu masuk, Jalan titian kayu sepanjang kurang lebih 100m pun memudahkan pengunjung saat berjalan membelah hutan menuju danau. Tidak hanya itu, kawasan ini telah dilengkapi fasilitas penunjang yang baik, Toilet, Gazebo, dan Mushalla pun tersedia.

Pemandangan Danau Ubur-ubur dari atas titian kayu © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Berenang tidak berenang tetap bisa menikmati pemandangan dari sudut yang berbeda © Huda - 1000 Guru Balikpapan

Dari tepi dermaga, danau nampak jernih ( Rizky ) © Huda - 1000 Guru Balikpapan


Ada banyak sekali peraturan yang ditetapkan bagi pengunjung yang datang menuju kawasan Danau Ubur-ubur, salah satunya adalah larangan menggunakan sepatu katak dan body lotion jenis apapun.  Hal tersebut bertujuan untuk menjaga kelestarian ubur-ubur agar tidak terganggu ataupun terbunuh ketika bersinggungan dengan manusia yang berkunjung.


Sambil santai ditepi dermaga pun tetap bisa melihat banyak ubur-ubur  © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan

   Perenang-perenang dan ubur-ubur © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan

© Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan


2018 Pulau Kakaban © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan
Ubur-ubur di sini seakan senang menjilat-jilat tubuh perenang, karena jumlanya yang banyak tidak jarang ada bagian kaki atau badan kita yang tersentuh. Layaknya menyentuh bungkusan plastik yang basah, licin dan geli. Jinak dan tidak menyengat, seakan terbiasa ubur-ubur disini menyapa tamunya hangat.

Begitu asiknya berenang bersama ubur-ubur, kita seolah diajak lupa akan waktu yang semakin sore. Mungkin agar tak kelelahan berlama-lama berenang kita bisa menggunakan life vest, kendati mahir dan piawai dalam berenang life vest begitu memudahkan bagi kita yang mudah lelah atau stamina yang kurang baik.

Setelah cukup, perjalanan kami hari ini tidak terhenti di Pulau Kakaban.  Ada banyak keindahan lain yang bisa ditemui di komplek Kepulauan Derawan, salah satunya adalah Pulau Sangalaki. Surganya bagi masa depan populasi penyu di Kalimantan Timur.


***

-- Bersambung Bagian 3 --


Pantai Pulau Sangalaki © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan
***

Baca Juga :
1000 Guru Balikpapan : Balikpapan Membangun Harapan, Meretas Masa Depan (Bagian 1)
1000 Guru Kalsel : SDN Pal Batu, Sekolah Diatas Rawa
Eksplorasi Kebun Raya Banua 2018 : Upaya Penyelamatan Flora Endemik Kalimantan Selatan
Eksplorasi Kebun Raya Banua 2017 : Belajar dari Hutan Kaki Meratus


1000 Guru Balikpapan : Pulau Kakaban, Rumah dari Milyaran Ubur-ubur (Bagian 2) 1000 Guru Balikpapan : Pulau Kakaban, Rumah dari Milyaran Ubur-ubur (Bagian 2) Reviewed by Dimensi Tiga Indonesia on December 13, 2018 Rating: 5

2 comments:

Pengunjung yang Baik Selalu Meninggalkan Komentar :)

Powered by Blogger.