1000 Guru Balikpapan : Pulau Sangalaki, Rumah Kedua Bagi Penyu (Bagian 3)
Setelah cukup, perjalanan kami hari ini tidak terhenti di Pulau Kakaban. Ada banyak keindahan lain yang bisa ditemui di komplek Kepulauan Derawan, salah satunya adalah Pulau Sangalaki. Surganya bagi masa depan populasi penyu di Kalimantan Timur. Baca Juga : 1000 Guru Balikpapan : Pulau Kakaban, Rumah dari Milyaran Ubur-ubur (Bagian 2)
Pulau Sangalaki Rumah Kedua Bagi Penyu
Setelah hampir sore, perjalanan kami terhenti disebuah pulau tanpa dermaga. Tepat di tepi pantai dengan pasir putih bersih dan lembut speed boat mulai ditambatkan. Hari ini cuaca cukup bagus, matahari penuh membakar kulit kami seharian saat berenang. Rasanya cukup sore ini sedikit bersantai di sekitar pulau seindah Pulau Sangalaki.
Yang saya pahami disini, Masyarakat Kepulauan Derawan mengerti betul akan keindahan alamnya, mereka memanfaatkan potensi mereka dengan sangat baik. Memberikan fasilitas yang baik bagi banyak wisatawan yang berkunjung untuk berburu keindahan alam. Masyarakat yang banyak bergantung hidup dari kebaikan laut pandai bagaimana harus bersikap. Tidak ubahnya seperti Pulau Bali yang ramai dengan wisatawan Mancanegara, Kepulauan Derawan menjadi pertimbangan lain ketika mereka pergi menuju Indonesia.
style="display:block"
data-ad-client="ca-pub-5791005366634312"
data-ad-slot="4494047783"
data-ad-format="auto">
data-ad-client="ca-pub-5791005366634312"
data-ad-slot="4494047783"
data-ad-format="auto">
Kalimantan Timur memiliki banyak pulau, salah satu yang menarik adalah Pulau Sangalaki yang menjadi rumah bagi keberlangsungan hidup Penyu-penyu. Pulau ini hanya memilik luas 15,9 Ha, dengan lebar garis pantai hanya berjarak 12-15 meter saja. Pulau Sangalaki bukan pusat penangkaran penyu, melainkan tempat dimana penyu bisa kembali pulang untuk membenamkan telur mereka dengan aman seperti halnya sebuah rumah kedua bagi mereka. Taman Wisata Alam Laut Pulau Sangalaki dijaga dan dikelola oleh BKSDA Kalimantan Timur melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Berau.
Mengkhawatirkan memang keberlangsungan kehidupan penyu hijau, ancaman predator dan perburuan dari tangan manusia seringkali masih terjadi. Manusia menjadi predator paling ganas sejauh ini, mereka memburu telur dan cangkang penyu dewasa untuk diperjual belikan.
Peran petugas BKSDA harus benar memastikan bahwa tukik akan kembali kelaut dengan aman, saat malam adalah waktu yang pas melepas bocah tukik. Diyakini bahwa saat malam hari tidak ada predator burung yang dapat melahap mereka di tepi perairan pulau Sangalaki. Rutin berpatroli, petugas BKSDA saat ditanyai mereka terus berburu bekas lubang-lubang galian indukan penyu membenamkan telur disekeliling pulau Sangalaki. Telur-telur penyu tersebut kemudian dipindah lubangkan mendekati basecamp BKSDA, sampai akhirnya menetas dan dipindahkan menuju kolam sementara.
Beruntung, kedatangan kami menemui bocah tukik yang baru menetas didalam kolam sementara. Menurut keterangan petugas BKSDA ini baru saja menetas dan akan dilepas malam hari nanti.
After almost afternoon, our journey stopped at an island without a pier. Right on the beach with clean white sand and soft speed boats began to be moored. Today the weather was pretty good, the full sun burned our skin all day while swimming. It's enough this afternoon to relax a little around the island as beautiful as Sangalaki Island.
What I understand here is that the people of the Derawan Islands understand very well their natural beauty, they take advantage of their potential very well. Providing good facilities for many tourists who visit to hunt for natural beauty. People who depend a lot on the goodness of the sea are good at how to behave. Just like the island of Bali which is bustling with international tourists, the Derawan Islands are another consideration when they go to Indonesia.
East Kalimantan has many islands, one of the interesting ones is Sangalaki Island which is home to the survival of turtles. This island only has an area of 15.9 hectares, with a coastline width of only 12-15 meters. Sangalaki Island is not a turtle breeding center, but a place where turtles can return home to safely bury their eggs as it is a second home for them. The Sangalaki Island Marine Nature Park is guarded and managed by the East Kalimantan BKSDA through the Regional Conservation Section (SKW) I Berau.
Worrying about the sustainability of the green turtle's life, the threat of predators and hunting from humans often still occurs. Humans are the most ferocious predators so far, they hunt for eggs and adult turtle shells to be traded.
The role of BKSDA officers must be to ensure that the hatchlings will return to the sea safely, at night is the right time to release the hatchlings. It is believed that at night there are no bird predators that can devour them on the shores of the waters of the island of Sangalaki. On regular patrols, BKSDA officers, when questioned, continued to hunt for the excavated pits of brood turtles, burying eggs around the island of Sangalaki. The turtle eggs were then moved to a hole near the BKSDA basecamp, until they finally hatched and were moved to a temporary pond.
Luckily, our arrival met the hatchlings that had just hatched in a temporary pond. According to the BKSDA officer, this has just hatched and will be released at night.
"Gimana pak, serasa liburan ya kalau sedang bertugas disini 10 hari". Tanya saya kepada salah seorang petugas yang lupa saya tanya namanya. "Iya, mungkin serasa liburan cuma diempat hari pertama saja. setelahnya, sudah kangen keluarga." Timpal salah seorang petugas sambil tertawa.
![]() |
Sundari © Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan |
![]() |
© Rifani Ashar - 1000 Guru Balikpapan |
Sambil menunggu antrian tumpangan mandi di basecamp BKSDA, saya sibuk melihat-lihat dan menggali informasi kepada petugas BKSDA. Sedang yang lain asik mengikuti petugas lainnya, mengontrol lubang-lubang telur yang hampir menetas disekitar basecamp. Banyak hal baru bagi kami disini, serasa traveling ini bukan hanya memanjakan mata dan pikiran tapi juga banyak menambah pengetahuan. Tidak sedikit dari kami yang mengisi kunjungan ini dengan berselfie bersama bocah tukik.
While waiting for the queue for a bath ride at the BKSDA basecamp, I was busy looking around and digging for information to BKSDA officers. While the others were cool to follow other officers, controlling the egg holes that were almost hatching around the basecamp. There are many new things for us here, it feels like traveling is not only a feast for the eyes and mind but also a lot of knowledge. Not a few of us filled this visit with selfies with baby hatchlings.
Kunjungan kami di Pulau Sangalaki selesai hingga matahari hampir terbenam, Sunset di Kepulauan Derawan hari itu kami nikmati diperjalanan. Tetap Indah dan menawan dipandang barisan pulau, deburan ombak, dan lukisan senja di atas langit.
Kunjungan kami di Pulau Sangalaki selesai hingga matahari hampir terbenam, Sunset di Kepulauan Derawan hari itu kami nikmati diperjalanan. Tetap Indah dan menawan dipandang barisan pulau, deburan ombak, dan lukisan senja di atas langit.
Our visit to Sangalaki Island was finished until the sun almost set. We enjoyed the sunset on the Derawan Islands that day. Still beautiful and captivating to see the rows of islands, the waves crashing, and the painting of twilight in the sky.
-------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------
1000 Guru Balikpapan : Pulau Sangalaki, Rumah Kedua Bagi Penyu (Bagian 3)
Reviewed by Dimensi Tiga Indonesia
on
March 23, 2019
Rating:

pengalaman kek gini seru banget sih.. bukan cuma datang jepret cabut,, tapi juga menambah pengetahuan baru..
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu